Friday, October 8, 2010

Aku dan Dia . . .

Suami saya adalah seorang jurutera , saya mencintai sifatnya yang semulajadi dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika bersandar dibahunya . 3 tahun dalam masa perkenalan dan 2 tahun dalam masa pernikahan . Saya harus akui , bahawa saya mulai merasa letih , lelah , alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan . Saya seorang wanita yang sentimental dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus .

Saya merindui sat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang sentiasa mengharapkan belaian ayah dan ibunya . Tetapi semua itu tidak pernah saya perolehi . Suami saya jauh berbeza dari apa yang saya harapkan . Rasa sensitifnya kurang . Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkahwinan kami , telah mematahkan semua harapan saya terhadap cinta yang ideal . Suati hari , saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya , bahawa saya inginkan penceraian . "Mengapa?" Dia bertanya dengan nada terkejut .

"Sarah letih , Abang tidak pernah cuba memberikan cinta yang saya inginkan ,"Dia diam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya , nampak seolah-olah dia sedang mengerjakan sesuatu , padahal tidak . Kekecawaan saya semakin bertambah , seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya , apalagi yang boleh saya harapkan daripadanya ? Dan akhirnya dia bertanya .

"Apa yang abang boleh lakukan untuk mengubah fikiran Sarah?" Saya merenung matanya dalam diam-diam dan menjawab dengan perlahan . "Sarah ada SATU soalan , kalau abang temui jawapannya di dalam hati Sarah , Sarah akan mengubah fikiran Sarah ; Seandainya , Sarah menyukai sekuntum bunga cantik yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika abang memanjat gunung-gunung itu , abang akan mati. Apakah yang abang akan lakukan untuk Sarah ?"

Dia termenung dan akhirnya berkata , "Abang akan memberikan jawapannya esok . "Hati saya terus gundah mendengar responnya itu . Keesokan paginya , dia tidak ada di rumah dan saya menemui selembar kertas dengan coretan tangannya di bawah sebiji gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ,"Sayangku , abangku tidak akan mengambil bunga itu untukmu , tetapi izinkan abang untuk menjelasakan alasannya . " Kalimah pertama itu mengahncurkan hati saya . Namun , saya masih terus inign membacanya .

"Sarah boleh mengetik di komputer dan selalu mengusik program di dalamnya dan akhirnya menangis di depan monitor . Abang harus memberikan jari-jari abang supaya boleh membantu Sarah untuk memperbaiki program tersebut , "

"Sarah selalu lupa membawa kunci rumah ketika Sarah keluar , dan Abang harus memberikan kaki abang supaya boleh menendang pintu , dan membuka pintu untuk Sarah ketika pulang "

"Sarah suka jalan-jalan di shopping Kompleks tetapi selalu tersasar dan ada ketikanya sesat di tempat-tempat baru yang Sarah kunjungi , abang harus mencari Sarah dari satu lot kedai ke satu lot kedai yang lain mencarimu dan membawa Sarah pulang ke rumah "

"Sarah selalu sengal-sengal badan sewaktu 'teman baik' Sarah datang setiap bulan , dan abang harus memberikan tangan abang untuk memicit dan mengurut kaki Sarah yang sengal itu "

"Sarah lebih suka duduk di rumah , dan abang selalu risau Sarah akan menjadi 'pelik' . Dan abang harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburkan Sarah di rumah atau meminjamkan lidah abang untuk menceritakan hal-hal kelakar yang abang alami"

"Sarah selalu menatap komputer , membaca buku dan itu tidak baik untuk kesihatan Sarah. Abang harus menjaga mata abang agar ketika kita tua nanti , abang dapat menolong mengguntingkan kukumu dan memandikanmu "

"Tangan abang akan memegang tangan Sarah , membimbing menelusuri pantai , menikmati matahari pagi dan pasir yang indah . Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar indah seperti cantiknya wajahmu"

'Tetapi sayangku , abang tidak akan mengambil bunga itu untuk mati . Kerana , abang tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematian abang . Sayangku , abang tahu , ada ramai orang yang boleh mencintaimu lebih daripada abang mencintai Sarah . Untuk itu sayangku , jika semua yang telah di berikan oleh tangan , kaki , mata abang tidak cukup bagi Sarah, abang tidak akan menahan diri Sarah mencari tangan , kaki dan mata lain yang dapat membahagiakan Sarah" . Airmata saya terus jatuh ke atas tulisannya , dan membuatkan tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya lagi .

"Dan sekarang , Sarah telah selesai membaca jawapan abang . Jika Sarah telah membaca jawapan abang , jika Sarah puasa hati dengan semua jawapan ini , dan tetap inginkan abang tinggal di rumah ini , tolong bukakan pintu rumah kita . Abang sekarang sedang berdiri di luar sana menunggu jawapan Sarah . Tetapi , jika Sarah tidak puas hati , sayangku.... Biarkan abang mengemaskan barang-barang abang , dan abang tidak akan menyulitkan hidupmu , Percayalah , bahagia abang bila Sarah bahagia"

Saya terpegun , segera mata memandang pintu yang terkaup rapat . Lalu saya segera berlari membukakan pintu dengan wajah gusar sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya . Oh ! Kini saya tahu , tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya . Itulah cinta , di saat kita merasa cinta itu telah beransur-ansur hilang dari hati ke hati kita kerana kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam 'kewujudan' yang kita inginkan . Maka cinta itu telah hadir daam 'kewujudan' yang tidak pernah kita bayangkan sebelum ini . Cuba kita ambil iktibar dari cerita ini . Nukilan ini di petik daripada kisah seorang hamba Allah . Dan kisah ini tidak ada kene mengena yang hidup mahupun yang telah meninggal dunia .

Love : DLS

2 comments:

  1. Morale Of The Story,

    Itu lah kemampuan seorang lelaki untuk membahagiakan pasangan nya biarpun dah kawin ataupun belum .
    Dan seperti itu lah saya yang hanya bertepuk sebelah tangan disini :)

    ReplyDelete